Mereka lebih menikmati komunikasi lewat fasilitas chatting di telepon selular.
Studi baru menunjukkan, remaja menghabiskan lebih banyak waktu melakukan komunikasi lewat pesan teks (SMS), daripada panggilan telepon, atau bahkan melakukan percakapan secara tatap muka.
Seperti dikutip dari laman Betty Confidential, survei yang dilakukan Pew Reasearch Center menunjukkan, bahwa remaja saat ini jauh lebih mudah dan sering menggunakan jempol, daripada mulut untuk berkomunikasi.
Dari 800 remaja usia 12-17 tahun yang disurvei, hanya 33 persen mengaku berkomunikasi dengan teman-teman mereka secara tatap muka setiap hari. Sedangkan 54 persen remaja lebih sering melakukan percakapan lewat teks.
Menurut studi, setengah dari remaja mengirim 50 pesan teks mengejutkan per hari, dengan total 1.500 teks sebulan. Bahkan satu dari tiga anak mengirim 100 teks setiap hari. “Apa arti dari semua ini, apakah generasi muda kehilangan semua keterampilan sosial, atau telah merasa nyaman dengan berkomunikasi lewat teks,” kata seorang peneliti.
Mereka pun khawatir, generasi muda mendatang semakin sulit untuk melakukan interaksi sosial jika mereka lebih senang menghabiskan malam sendirian dengan ponsel ketimbang memilih bergaul dengan teman-teman mereka.
Di Indonesia sendiri, gejala serupa sudah muncul dengan maraknya penggunaan telepon selular pintar berpadu semakin murahnya biaya internet. Terlihat dengan semakin banyaknya remaja yang memanfaatkan aplikasi Yahoo Messenger, BlackBerry Messenger, Google Talk, Facebook online, dan Twitter di telepon selular mereka. (wm)
Seperti dikutip dari laman Betty Confidential, survei yang dilakukan Pew Reasearch Center menunjukkan, bahwa remaja saat ini jauh lebih mudah dan sering menggunakan jempol, daripada mulut untuk berkomunikasi.
Dari 800 remaja usia 12-17 tahun yang disurvei, hanya 33 persen mengaku berkomunikasi dengan teman-teman mereka secara tatap muka setiap hari. Sedangkan 54 persen remaja lebih sering melakukan percakapan lewat teks.
Menurut studi, setengah dari remaja mengirim 50 pesan teks mengejutkan per hari, dengan total 1.500 teks sebulan. Bahkan satu dari tiga anak mengirim 100 teks setiap hari. “Apa arti dari semua ini, apakah generasi muda kehilangan semua keterampilan sosial, atau telah merasa nyaman dengan berkomunikasi lewat teks,” kata seorang peneliti.
Mereka pun khawatir, generasi muda mendatang semakin sulit untuk melakukan interaksi sosial jika mereka lebih senang menghabiskan malam sendirian dengan ponsel ketimbang memilih bergaul dengan teman-teman mereka.
Di Indonesia sendiri, gejala serupa sudah muncul dengan maraknya penggunaan telepon selular pintar berpadu semakin murahnya biaya internet. Terlihat dengan semakin banyaknya remaja yang memanfaatkan aplikasi Yahoo Messenger, BlackBerry Messenger, Google Talk, Facebook online, dan Twitter di telepon selular mereka. (wm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar